"Kita terlahir begitu spesial, dan kita mau jadi seperti apa itu pilihan"
Kata itu di awali seorang ayah yang sedang jalan bersama anaknya menuju halaman rumah mereka untuk membersihkan sampah-sampah yang bertebaran di sana hal ini sering mereka lakukan..
"Dimas tolong bantu ayah ambil sapu di belakang pintu ya" Kata ayah
"siap ayah" aku berlalu meninggalkan ayah untuk mengambilnya
Semua berjalan cepat, semangat kita begitu menggebu untuk membuat bersih rumah, ada kebahagiaa tersendiri ketika mata memandang yang tampak adalah bersih dan tertata..
Setelah usai kita duduk di sebuah balai tanpa atap di bawaah pohon yang cukup besar dengan daun-daun hijau yang menyejukan pemandangan..
"Kamu lihat di atas sana ada apa??" jari telunjuk ayah mengarahkan ke sebuah pohon yang tumbuh subur tak jauh dari tempat kami bersantai..
"itu sarang burung, benarkah ayah??"
"Kamu, benar"
"Kamu tau di dalamnya ada apa??"
"Ada telur burung yg sedang di erami induknya?" mata kita masih tertuju ke sarang yang sedang di bicarakan
"Kamu lihat di atas sana ada apa??" jari telunjuk ayah mengarahkan ke sebuah pohon yang tumbuh subur tak jauh dari tempat kami bersantai..
"itu sarang burung, benarkah ayah??"
"Kamu, benar"
"Kamu tau di dalamnya ada apa??"
"Ada telur burung yg sedang di erami induknya?" mata kita masih tertuju ke sarang yang sedang di bicarakan
"Nah, sama kah dengan telur ayam itu?” telunjuknya kembali mengarahkan ke kandang ayam di depan tatapan mata
“setelah menetas akan jadi apa mereka??"
"Beda Ayah, telur burung lebih. Kecil dari telur ayam, dan setelah. menetass mereka akan jadi anak ayam dan anak burung"
Suasana begitu tenang, hempusan angin perlahan lahan datang dan pergi, suara merdu burung-burung liar meramaikan pagi ini.. semua terasa nyaman..
“iya kamu benar, tapi ada perbedaan yang lebih spesifik, kamu tau itu apa anakku?”
“wah aku ga tau ayah, beri tahu aku agar aku mengerti” suara itu masih polos dengan nada sedikit memohon
“dimas anak ku, ada perbedaan yang lebih mendalam antara anak ayam dengan anak burung” ucapnya menjelaskan
Anak ayam punya nalurinya kuat yaitu saat dia mulai bisa bergerak dia langsung mengais-ngais makanan untuk dirinya dan itu dilakukan terus selama hidupnya.
sedangkan anak burung dia dengan nalurinya yang akan terus menerus bercicit-cuit agar disuapi oleh induknya untuk mendapatkan makanan dan itu dilakukan terus menerus sampai ia bisa terbang.
"Menjadi sepeti anak atau seperti anak burung adalah sebuah pilihan"
"Jadi anakku kamu pilih jadi apa??"
Selamat memilih


Tidak ada komentar:
Posting Komentar